Jumat, 02 Maret 2012

Perkembangan Perbankan Indonesia 1990-sekarang

Nama : Nugroho Tri Atmojo
Kelas : 3EA16
NMP : 15209990
Matkul: Komp.lem.keuangan perbankan

Perkembangan Perbankan Di Indonesia
Latar belakang
Dalam dunia perbankan di Indonesia dalam kurung waktu belakangan ini mengalami berbagai macam perubahan. Hal ini terlihat dari semakin tumbuh dan perkembangnya perbankan di Indonesia dan semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat. Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan 1997,yang masih berlangsung hingga saat ini,telah semakin menyadarkan kita akan pentingnya mencari dan mengembangkan system ekonomi alternative,yang mampu mencegah terjadinya konsentrasi kekayaan ditangan segelincir kelompok orang.
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit (lending), dimana bank berfungsi sebagai agent of trust,agent of equity, dan agent of development. Agar masyarakat berniat menyimpan uang di bank, maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa bunga ,hadiah, pelayanan dan balas jasa lainnya sehingga menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank.Setelah memperoleh dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maka dana tersebut diputar kembali ke masyarakat dalam bentuk Pinjaman / kredit. Dalam pemberian kredit juga dikenakan bungadan biaya administrasi kepada debitur.
Dimana Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan. Semakin besar bunga simnpanan, maka semakin besar pula bunga Pinjaman dan demilkian pula sebaliknya. Disamping bunga simpanan pengaruh besar kecil bunga Pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil,biaya operasi yang dikeluarkan,cadangan resiko macet,pajak serta pengaruh lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan menghimpun dana(funding) dan menyalurkan dana (lending) ini merupakan kegiatan utama perbankan.
Bank bekerja secara sederhana. dimana bank bekerja dengan tangan kanan dan kirinya. Tangan kanan bekerja sebagai source of fund, dan tangan kirinya bekerja sebagai use of fund untuk mencari keuntungan. Dengan tangan kanannya, Bank menghimpun dana dari masyarakat, melalui 3 produknya yaitu Tabungan (yang penarikannya bisa dilakukan kapan saja), Giro (dengan jangka waktu tertentu, biasanya 6 bulan), dan Deposito (dengan jangka waktu tertentu). Dana yang terhimpun dimana Bank harus memanfaatkan kas yang menganggur (idle cash) agar dapat menghasilkan laba. Dengan tangan kirinya, Bank memberikan pinjaman dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang defisit.
Salah satu intrument dari bank adalah:
1.cadangan minimum
2.politik suku bunga
Bank yang merupakan bank sentral republik Indonesia yang memiliki wewenang dan bebas campur tangan pemerintah adalah bank Indonesia. Tujuan dari Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, dimana untuk mencapai tujuan tersebut BI melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.

1.Periode 1988-1996
Dikeluarkannya paket deregulasi 27 Oktober 1988(Paakto88),antara lain berupa relaksasi ketentuan permodalan untuk pendirian bank baru telah menyebabkan munculnya sejumlah bank umum berskala kecil dan menengah. Pada akhirnya,jumlah bank umum di Indonesia membengkak dari 111 bank pada Oktober 1988 menjadi 240 bank pada tahun 1994-1995,sementara jumlah Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) meningkat draktis dari 8.041 pada tahun 1988 menjadi 9.310 BPR pada tahun 1996
2.Periode 1997-1998
Pertumbuhan pesat terjadi pada periode 1988-1996 berbalik arah ketika memasuki periode 1997-1998 karena terbentur pada krisis keuangan dan perbankan.Bank Indonesia,Pemerintah,dan juga lembaga-lembaga internasioal berupaya keras menanggulangi krisis tersebut,.dengan cara sebagai berikut :
a)      Penyediaan likuiditas kepada perbankan yang dikenal dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
b)      Mengidentifikasi dan merekapitalisasi ban-bank yang masih memiliki potensi untuk melanjutkan kegiatan uasahany dan bank-bank yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakannya
c)       Menutup Bank-bank yang bermasalah dan melakukan konsolidasi perbankan dengan melakukan marger
d)      Mendirikan lembaga khusus untuk menangani masalah yang ada di industry perbankan seperti Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
e)      Memperkuat kewenangan Bank Indonesia dalam pengawasan perbankan melalui penetapan Undang-Undang No.23/1999 entang Bank Indonesia yang menjamin independensi Bank Indonesia dalam penetapan kebijakan
3.Periode 199-2002
Krisis perbankan yang demikian parah pada kurun waktu 1997-1998 memaksa pemerintah dan Bank Indonesia untuk melakukan pembenahan di sector perbankan dalam rangka melakukan stabilisasi system keuangan dan mencegah terulangnya krisis. Denagan mlakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Memperkuat kerangka pengaturan dengan menyusun rencana implementasi yang jelas untuk memenuhi 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision yang menjadi standard internasional bagi pengawasan bank
b)      Meningkatkan infrastruktur system pembayaran dengan mengembangkan Real Time Gross Settlement (                RTGS)
c)       Menerapkan bank guarantee scheme untuk melindungi simpanan masyarakat di bank
d)      Merekstrukturisasi kredit macet,baik yang dilakukan oleh BPPN.Prakarsa Jakarta
e)      Melaksanakan program privatisasi dan diinvestasi untuk bank-bank BUMN dan bank-bank yang direkap
f)       Meningkatkan persyaratan modal bagi pendirian bank baru
4.Periode 2002-sekarang
Berbagai perkembangan positif pada sector perbankan sejak dilaksanakannya program stabilisasi antara lain tampak pada pemberian kredit yang mulai meningkat pada inovasi produk yang mulai berjalan. Seperti pengembangan produk derivative (antara lain credit linked notes),serta kerjasama produk dengan lembaga lain (reksadana dan bancassurance)
Cirri perbankan setelah regulasi
a.       Peraturan yang memberikan kepastian hukum
b.      Jumlah bank swasta bertambah banyak
c.       Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
d.      Kepercayaan masyarakat terhadap bank meningkat
e.      Mobilisasi dana sector perbankan yang semakin besar

Senin, 21 November 2011

Tugas 3 Review jurnal Loyalitas Pelanggan

Nama              : Nugroho Tri Atmojo
Kelas               : 3EA16
NPM               : 15209990
Tugas              : 3
Tema              : Review Jurnal Tugas ke-3,tentang Loyalitas Pelanggan
Matakuliah    : Perilaku Konsumen #
Nama Dosen : Hendri Rahmayani Asri

Intisari review jurnal tugas ke-3, mata kuliah perilaku konsumen.

Latar Berlakang
Pemahaman mengenai keinginan konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga secara otomatis akan membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar tersebut. Persaingan antar merek dan produk yang semakin ketat menjadikan konsumen memiliki posisi yang sangat berpengaruh dalam posisi tawar-menawar. Persaingan yang mengarah pada perubahan loyalitas pelanggan juga tidak dapat diabaikan,maka loyalitas pelanggan menjadi tujuan bagi perencanaan pasar strategi (Kotler,1997),selain itu juga dijadikan dasar untuk pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Dick and Basu,1994).

Konsep Loyalitas Pelanggan
Istilah loyalitas merupakan sebuah konsep yang menekankan pada runtunan pembelian seperti yang dikutip oleh Dick (1994), dan jacob (1969). Nampak mudah di bicarakan dalam konteks sehari-hari,tetapi menjadi lebih sulit ketika di maknanya. Tidak banyak literatur yang mengemukakan definisi tentang loyalitas.
Jika pengertian loyalitas pelanggan menekankan pada runtutan pembelian, proporsi pembelian, atau dapat juga probalitas pembelian, hal ini lebih bersifat operasional, bukannya teoritis.

Pendekatan attidual dan behavioural
Konsep tentang loyalitas merek perlu di perjelas sebelum pengembangan operasionalisasi ( pengukuran ) dilakukan secara memadai. Klarifikasimya melibatkan ide yang berkaitan dengan pendekatan attitudinal sebagai komitmen psikologis dan pendekatan behavioural yang tercermin dalam prilaku beli actual.

Merek dan atribut produk sebagai obyek loyal
Loyalitas pelanggan pasti di tunjukan pada obyek tertentu. Obyek yang di maksud adalah merek atau atribut lain yang melekat pada produk. Akan tetapi, atribut lain seperti kualitas kemasan, warna, dan sebagainya. Jarang digunakan oleh pelanggan sebagai obyek fokal; dan tentunya akan menjadi lebih sulit pengukurannya.

Kategori loyalitas
Seperti telah dikemukakan di muka bawah loyalitas merek itu merupakan fenomena attitudinal yang berlorelasi dengan prilaku, atau merupakan fungsi dari proses psikologis Jacobs dan chestmut (1978) telah membedakan 4 macam loyaitas yaitu :
1. Loyalitas merek fokal yang sesungguhnya ( true focal brand loyality). Loyalitas pada merek tertentu yang menjadi minbatnya.
2. Loyalitas merek ganda yang sesungguhnya ( true multibrand loyality). Termasuk merek fokal.
3. Pembelian ulang ( repeat purchasing). Merek fokal dari non loyal, dan
4. Pembelian secara kebetulan ( happens lunce purchasing ) merek l fokal oleh pembeli-pembeli loyal dan non loyal merek lain.
Pendektisian loyalitas merek tunggal yang sesungguhnya dapat dilakukan menguji:
- Strutur keyakinan ( kognitif), yang artinya informasi merek yang di pegang oleh konsumen harus menunjuk pada merek fokal yang di anggap superior dalam persaingan.
- Strutur sikap (afektif), artimya sikap konsumen harus lebih tinggi dari pada merek saingan, sehingga pada preferensi efektif yang jelas pada merk fokal; dan
- Strutur niat (konatif), konsumen terhadap merek fokal artinya jkonsumen harus mempunyai niat untuk membeli merek fokal, bukannya merek lain, keputusan beli di lakukan.

Kualitas produk untuk mengembangkan loyalitas merek
Konsumen yang memperoleh kepuasan atas produk yang dibelinya cenderung melakukan pembelian ulang produk yang sama .salah satu factor penting yang dapat membuat konsumen puas adalah kualitas.ini dapat di gunakan oleh pemasar untuk mengembangkan loyalitas merek dari konsumennya.pemasaran yang kurang /tidak memperhatikan kualitas produk yang di tawarkan akan menanggung resiko tidak loyalnya konsumen .jika pemasaran sangat memperhatikan kualitas ,bahkan di perkuat dgn periklanan yang intentif ,loyalitas konsumennya pada merek yang di tawarkan akan lebih mudah di peroleh,kualitas dan periklanan itu menjadi faktor kunci untuk menciptakan loyalitas merek jangka panjang

Promosi penjualan untuk mengembangkan loyalitas merek 
Selain melalui kualitas dan diperkuat dengan periklanan ,loyalitas merek juga dapat dikembangkan melaui promosi penjualanan sebagai contoh ,membeli 2 dapat 3,mengumpulkan sepuluh tutup botol minuman dapat hadiah menarik mengumpulkan perangko kupon dapat hadiah

Pengukuran loyalitas merek
Di kemukakan pengertian tentang loyalitas,sebagi generic,loyalitas merek menunjukan kecenderungan konsumen untuk membeli merek tertentu dengan kosep konsistensi tinggi upaya untuk membuat definisi gernerik ini menjadi lebih opersional ini dalam ukuran-ukuran yang spesifik di anggap berhasil karena belum ada kesepakatan ukuran-ukuran yang harus di gunakan secara umum,loyalitas dapat di ukur dengan cara sebagai berikut :
- Runtutan pilihan-merek
- Proporsi pembelian
- Preferensi merek
- Komitmen merek

Tanggapan mengenai loyalitas pelanggan
Dalam pratek ini,pengidentifikasian loyalitas pelanggan harus dinilai dengan loyalitas akan produk yang bermerk yang di pakai sesuai dengan karakteristik keputusan konsumen, misalnya,pengidentifikasian loyalitas merek dapat di lakukan secara harian atau mingguan,jika memberikan promosi baik sebulan sekali maupun seminggu sekali,mengingatkan konsumen untuk memberi informasi tentang produk kita, dan terutama kita harus memberikan pelayanan yang baik, karena supaya konsumen puas dengan pelayanan kita dan produk kita. Dengan secara otomatis akan memberi informasi kepada yang lain untuk membeli produk kita karena pelayanannya baik ,ramah,dan sopan. Maka dari itu pemasar dapat menemukan cara-cara untuk memperkuat loyalitas pelanggan dengan mampu mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik konsumen.

Minggu, 16 Oktober 2011

Tugas 2 Review Jurnal Perilaku Konsumen

REVIEW JURNAL
Nama              : Nugroho Tri Atmojo
Kelas               : 3EA16
NPM               : 15209990
Tugas              : 2
Tema              : Review Jurnal Perilaku Konsumen
Matakuliah    : Perilaku Konsumen #
Nama Dosen : Hendri Rahmayani Asri

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli /mengkonsumsi produk lokal dalam hal ini buah-buahan lokal

Sumber : docs.google.com/ Sudiyarto& Nuhfil Hanani

Latar Berlakang
            Pemahaman mengenai keinginan konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga secara otomatis akan membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar tersebut. Persaingan antar merek dan produk yang semakin ketat menjadikan konsumen memiliki posisi yang sangat berpengaruh dalam posisi tawar-menawar (Sumarwan, 2003). Pendekatan kecukupan pangan yang berorientasi pada produksi pangan hendaknya mulai digeser pada ketahanan pangan yang berorientasi pada ketersediaan dan daya beli masyarakat. Kebutuhan dan selera konsumen akan terpenuhi jika ketersediaan
produk dan daya beli masyarakat masih mampu mengatasinya.
            Usaha pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen buah-buahan dapat dilihat dari semakin membanjirnya buah impor baik dari ragam maupun volumenya. Sumarwan (1999), mengemukakan bahwa membanjirnya buah impor pada saat sebelum krisis moneter telah memojokkan buah-buahan lokal., persaingan yang datang dari luar serta kebijakan pemarintah yang kurang kondusif menyebabkan banyak petani yang semakin terpuruk.
            Tetapi krisis moneter menyebabkan buah impor semakin mahal dan semakin berkurangnya stok di pasar. Memahami perilaku konsumen buah-buahan merupakan informasi yang sangat penting bagi pasar dari sektor agribisnis. Informasi ini diperlukan sebagai bahan masukan untuk merencanakan produksi, mengembangkan produk dan memasarkan buah-buahan dengan baik.

Tujuan
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
Menganalisis pengaruh faktor-faktor
  1. budaya
  2. lingkungan sosial;
  3. Individu
  4. Psikologis
  5. Strategi pemasaran terhadap perilaku konsumen dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal dan buah impor serta melihat faktor-faktor mana yang dominan.
 Metodologi Penelitian
            Penelitian ini termasuk studi perilaku konsumen buah-buahan di kota Surabaya sekaligus menganalisis daya saing buah (lokal terhadap impor) atas dasar nilai sikap kepercayaan konsumen terhadap berbagai macam buah misalnya (apel; jeruk dan anggur). Sehingga lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, sebaran lokasi penelitian adalah lokasi tujuan pemasaran buah dengan sasaran konsumen akhir, yaitu Kota Surabaya.
            Jumlah responden sebanyak 140 responden, ditentukan secara accidental yaitu mewawancarai konsumen buah dengan kriteria :
1). Penggemar (senang) makan buah-buahan;
2). Pembeli rutin buah minimal satu bulan sekali;
3). Mewakili keluarga
4). Keluarga memiliki penghasilan.

            Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan
menggunakan instrumen penelitian:
 Analisis Data
Tujuan penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Structural Equation
Model (SEM) yang juga dinamakan Model Persamaan Struktural (MPS) dengan
menggunakan piranti lunak (soft ware) AMOS. 

Hasil Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa variable-variabel  
1). Pengaruh Budaya Terhadap Sikap Konsumen
2). Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Sikap Konsumen
3). Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Sikap Konsumen
4). Pengaruh Psikologis Terhadap Sikap Konsumen
5). Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Sikap Konsumen.

Kesimpulan
            Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap kepercayaan konsumen dalam membeli buah, menunjukkan bahwa :
1.                  Perubahan ‘budaya’ maupun peningkatan ‘psikologis’ konsumen, dapat meningkatkan secara nyata sikap-kepercayaannya dalam membeli /mengkonsumsi buah lokal.
2.                  Konsumen tidak perlu mempertimbangkan ‘Lingkungan sosial’-nya dalam membeli buah lokal dan peningkatan karakteristik ‘individu’ konsumen tidak menjadikan sikap kepercayaannya meningkat dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal.
3.                  Konsumen tidak merasakan adanya ‘Strategi pemasaran’ yang ditempuh perusahaan/ pemasar yang dapat mendukung meningkatkan ‘sikap-kepercayaan’-nya dalam membeli /mengkonsumsi buah local.
Saran :
1. Buah lokal perlu diperlakukan sebagai produk yang lebih dihargai di
negeri sendiri.
2. Daya saing buah lokal agar ditingkatkan melalui : strategi pemasaran
dan peningkatan atribut.