Senin, 21 November 2011

Tugas 3 Review jurnal Loyalitas Pelanggan

Nama              : Nugroho Tri Atmojo
Kelas               : 3EA16
NPM               : 15209990
Tugas              : 3
Tema              : Review Jurnal Tugas ke-3,tentang Loyalitas Pelanggan
Matakuliah    : Perilaku Konsumen #
Nama Dosen : Hendri Rahmayani Asri

Intisari review jurnal tugas ke-3, mata kuliah perilaku konsumen.

Latar Berlakang
Pemahaman mengenai keinginan konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga secara otomatis akan membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar tersebut. Persaingan antar merek dan produk yang semakin ketat menjadikan konsumen memiliki posisi yang sangat berpengaruh dalam posisi tawar-menawar. Persaingan yang mengarah pada perubahan loyalitas pelanggan juga tidak dapat diabaikan,maka loyalitas pelanggan menjadi tujuan bagi perencanaan pasar strategi (Kotler,1997),selain itu juga dijadikan dasar untuk pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Dick and Basu,1994).

Konsep Loyalitas Pelanggan
Istilah loyalitas merupakan sebuah konsep yang menekankan pada runtunan pembelian seperti yang dikutip oleh Dick (1994), dan jacob (1969). Nampak mudah di bicarakan dalam konteks sehari-hari,tetapi menjadi lebih sulit ketika di maknanya. Tidak banyak literatur yang mengemukakan definisi tentang loyalitas.
Jika pengertian loyalitas pelanggan menekankan pada runtutan pembelian, proporsi pembelian, atau dapat juga probalitas pembelian, hal ini lebih bersifat operasional, bukannya teoritis.

Pendekatan attidual dan behavioural
Konsep tentang loyalitas merek perlu di perjelas sebelum pengembangan operasionalisasi ( pengukuran ) dilakukan secara memadai. Klarifikasimya melibatkan ide yang berkaitan dengan pendekatan attitudinal sebagai komitmen psikologis dan pendekatan behavioural yang tercermin dalam prilaku beli actual.

Merek dan atribut produk sebagai obyek loyal
Loyalitas pelanggan pasti di tunjukan pada obyek tertentu. Obyek yang di maksud adalah merek atau atribut lain yang melekat pada produk. Akan tetapi, atribut lain seperti kualitas kemasan, warna, dan sebagainya. Jarang digunakan oleh pelanggan sebagai obyek fokal; dan tentunya akan menjadi lebih sulit pengukurannya.

Kategori loyalitas
Seperti telah dikemukakan di muka bawah loyalitas merek itu merupakan fenomena attitudinal yang berlorelasi dengan prilaku, atau merupakan fungsi dari proses psikologis Jacobs dan chestmut (1978) telah membedakan 4 macam loyaitas yaitu :
1. Loyalitas merek fokal yang sesungguhnya ( true focal brand loyality). Loyalitas pada merek tertentu yang menjadi minbatnya.
2. Loyalitas merek ganda yang sesungguhnya ( true multibrand loyality). Termasuk merek fokal.
3. Pembelian ulang ( repeat purchasing). Merek fokal dari non loyal, dan
4. Pembelian secara kebetulan ( happens lunce purchasing ) merek l fokal oleh pembeli-pembeli loyal dan non loyal merek lain.
Pendektisian loyalitas merek tunggal yang sesungguhnya dapat dilakukan menguji:
- Strutur keyakinan ( kognitif), yang artinya informasi merek yang di pegang oleh konsumen harus menunjuk pada merek fokal yang di anggap superior dalam persaingan.
- Strutur sikap (afektif), artimya sikap konsumen harus lebih tinggi dari pada merek saingan, sehingga pada preferensi efektif yang jelas pada merk fokal; dan
- Strutur niat (konatif), konsumen terhadap merek fokal artinya jkonsumen harus mempunyai niat untuk membeli merek fokal, bukannya merek lain, keputusan beli di lakukan.

Kualitas produk untuk mengembangkan loyalitas merek
Konsumen yang memperoleh kepuasan atas produk yang dibelinya cenderung melakukan pembelian ulang produk yang sama .salah satu factor penting yang dapat membuat konsumen puas adalah kualitas.ini dapat di gunakan oleh pemasar untuk mengembangkan loyalitas merek dari konsumennya.pemasaran yang kurang /tidak memperhatikan kualitas produk yang di tawarkan akan menanggung resiko tidak loyalnya konsumen .jika pemasaran sangat memperhatikan kualitas ,bahkan di perkuat dgn periklanan yang intentif ,loyalitas konsumennya pada merek yang di tawarkan akan lebih mudah di peroleh,kualitas dan periklanan itu menjadi faktor kunci untuk menciptakan loyalitas merek jangka panjang

Promosi penjualan untuk mengembangkan loyalitas merek 
Selain melalui kualitas dan diperkuat dengan periklanan ,loyalitas merek juga dapat dikembangkan melaui promosi penjualanan sebagai contoh ,membeli 2 dapat 3,mengumpulkan sepuluh tutup botol minuman dapat hadiah menarik mengumpulkan perangko kupon dapat hadiah

Pengukuran loyalitas merek
Di kemukakan pengertian tentang loyalitas,sebagi generic,loyalitas merek menunjukan kecenderungan konsumen untuk membeli merek tertentu dengan kosep konsistensi tinggi upaya untuk membuat definisi gernerik ini menjadi lebih opersional ini dalam ukuran-ukuran yang spesifik di anggap berhasil karena belum ada kesepakatan ukuran-ukuran yang harus di gunakan secara umum,loyalitas dapat di ukur dengan cara sebagai berikut :
- Runtutan pilihan-merek
- Proporsi pembelian
- Preferensi merek
- Komitmen merek

Tanggapan mengenai loyalitas pelanggan
Dalam pratek ini,pengidentifikasian loyalitas pelanggan harus dinilai dengan loyalitas akan produk yang bermerk yang di pakai sesuai dengan karakteristik keputusan konsumen, misalnya,pengidentifikasian loyalitas merek dapat di lakukan secara harian atau mingguan,jika memberikan promosi baik sebulan sekali maupun seminggu sekali,mengingatkan konsumen untuk memberi informasi tentang produk kita, dan terutama kita harus memberikan pelayanan yang baik, karena supaya konsumen puas dengan pelayanan kita dan produk kita. Dengan secara otomatis akan memberi informasi kepada yang lain untuk membeli produk kita karena pelayanannya baik ,ramah,dan sopan. Maka dari itu pemasar dapat menemukan cara-cara untuk memperkuat loyalitas pelanggan dengan mampu mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik konsumen.

Minggu, 16 Oktober 2011

Tugas 2 Review Jurnal Perilaku Konsumen

REVIEW JURNAL
Nama              : Nugroho Tri Atmojo
Kelas               : 3EA16
NPM               : 15209990
Tugas              : 2
Tema              : Review Jurnal Perilaku Konsumen
Matakuliah    : Perilaku Konsumen #
Nama Dosen : Hendri Rahmayani Asri

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli /mengkonsumsi produk lokal dalam hal ini buah-buahan lokal

Sumber : docs.google.com/ Sudiyarto& Nuhfil Hanani

Latar Berlakang
            Pemahaman mengenai keinginan konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga secara otomatis akan membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar tersebut. Persaingan antar merek dan produk yang semakin ketat menjadikan konsumen memiliki posisi yang sangat berpengaruh dalam posisi tawar-menawar (Sumarwan, 2003). Pendekatan kecukupan pangan yang berorientasi pada produksi pangan hendaknya mulai digeser pada ketahanan pangan yang berorientasi pada ketersediaan dan daya beli masyarakat. Kebutuhan dan selera konsumen akan terpenuhi jika ketersediaan
produk dan daya beli masyarakat masih mampu mengatasinya.
            Usaha pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen buah-buahan dapat dilihat dari semakin membanjirnya buah impor baik dari ragam maupun volumenya. Sumarwan (1999), mengemukakan bahwa membanjirnya buah impor pada saat sebelum krisis moneter telah memojokkan buah-buahan lokal., persaingan yang datang dari luar serta kebijakan pemarintah yang kurang kondusif menyebabkan banyak petani yang semakin terpuruk.
            Tetapi krisis moneter menyebabkan buah impor semakin mahal dan semakin berkurangnya stok di pasar. Memahami perilaku konsumen buah-buahan merupakan informasi yang sangat penting bagi pasar dari sektor agribisnis. Informasi ini diperlukan sebagai bahan masukan untuk merencanakan produksi, mengembangkan produk dan memasarkan buah-buahan dengan baik.

Tujuan
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
Menganalisis pengaruh faktor-faktor
  1. budaya
  2. lingkungan sosial;
  3. Individu
  4. Psikologis
  5. Strategi pemasaran terhadap perilaku konsumen dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal dan buah impor serta melihat faktor-faktor mana yang dominan.
 Metodologi Penelitian
            Penelitian ini termasuk studi perilaku konsumen buah-buahan di kota Surabaya sekaligus menganalisis daya saing buah (lokal terhadap impor) atas dasar nilai sikap kepercayaan konsumen terhadap berbagai macam buah misalnya (apel; jeruk dan anggur). Sehingga lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, sebaran lokasi penelitian adalah lokasi tujuan pemasaran buah dengan sasaran konsumen akhir, yaitu Kota Surabaya.
            Jumlah responden sebanyak 140 responden, ditentukan secara accidental yaitu mewawancarai konsumen buah dengan kriteria :
1). Penggemar (senang) makan buah-buahan;
2). Pembeli rutin buah minimal satu bulan sekali;
3). Mewakili keluarga
4). Keluarga memiliki penghasilan.

            Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan
menggunakan instrumen penelitian:
 Analisis Data
Tujuan penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Structural Equation
Model (SEM) yang juga dinamakan Model Persamaan Struktural (MPS) dengan
menggunakan piranti lunak (soft ware) AMOS. 

Hasil Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa variable-variabel  
1). Pengaruh Budaya Terhadap Sikap Konsumen
2). Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Sikap Konsumen
3). Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Sikap Konsumen
4). Pengaruh Psikologis Terhadap Sikap Konsumen
5). Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Sikap Konsumen.

Kesimpulan
            Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap kepercayaan konsumen dalam membeli buah, menunjukkan bahwa :
1.                  Perubahan ‘budaya’ maupun peningkatan ‘psikologis’ konsumen, dapat meningkatkan secara nyata sikap-kepercayaannya dalam membeli /mengkonsumsi buah lokal.
2.                  Konsumen tidak perlu mempertimbangkan ‘Lingkungan sosial’-nya dalam membeli buah lokal dan peningkatan karakteristik ‘individu’ konsumen tidak menjadikan sikap kepercayaannya meningkat dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal.
3.                  Konsumen tidak merasakan adanya ‘Strategi pemasaran’ yang ditempuh perusahaan/ pemasar yang dapat mendukung meningkatkan ‘sikap-kepercayaan’-nya dalam membeli /mengkonsumsi buah local.
Saran :
1. Buah lokal perlu diperlakukan sebagai produk yang lebih dihargai di
negeri sendiri.
2. Daya saing buah lokal agar ditingkatkan melalui : strategi pemasaran
dan peningkatan atribut.


Senin, 10 Oktober 2011

Tulisan Puisi

Cinta,..
Memberikan pelajaran yg belum mengetahui..
Belajar tegar saat hati tersakiti..
Belajar ikhlas saat ada masalah...
Belajar tulus dalam memberi...
Belajar yakin saat bimbang & ragu...
Belajar bijak kala ada masalah...
Belajar semangat saat kita putus asa..,tapi
jangan pernah belajar tuk melupakan seseorang,.sekalipun engkau membencinya...

Kamis, 06 Oktober 2011

Tugas Pengertian perilaku konsumen


Nama          : Nugroho tri atmojo
Kelas          : 3EA16
Tugas          : 1 ttg Definisi Perilaku Konsumen
Matakuliah : Perilaku Konsumen #



Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah  proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,pembelian serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. jual rendah
Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
  1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
  1. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
  2. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation) Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
  3. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
  4. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Faktor-faktor yang memengaruhi
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
  1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
  2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
  3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
  4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.